Friday, July 24, 2009

JURNAL OBESITAS DAN DIABETES DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG diterbitkan NEJM tahun 2007

OBESITAS DAN DIABETES DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG – PERTUMBUHANNYA

Di dunia prevalensi dari penyakit-penyakit kronis dan penyakit yang tidak menular meningkat pada tingkat yang membahayakan. Kurang lebih 18 juta orang meninggal tiap tahun dari penyakit kardiovaskuler, dimana diabetes dan hipertensi adalah faktor predisposisi paling banyak. Yang mendorong kenaikan dari kasus diabetes dan hipertensi adalah prevalensi dari overweight dan obesitas, dimana dulu keadaan malnutrisi dan penyakit-penyakit infeksi menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang. Sekarang ini lebih dari 1,1 milyar orang dewasa di seluruh dunia mempunyai berat badan yang berlebihan dan 312 juta dari mereka termasuk dalam kriteria obesitas. Berdasarkan data dari International Obesity Task Force, 155 juta anak-anak di dunia juga termasuk dalam kriteria overweight atau obesitas. Organisasi ini dan WHO meninjau kembali obesitas dari tiap ethnic berbeda dan mendapatkan angka prevalensi obesitas yang lebih tinggi dengan ditemukannya 1,7 milyar orang yang termasuk dalam klasifikasi overweight.

20 tahun yang lalu, jumlah obesitas di negara berkembang menigkat 3x lipat yang disebabkan karena perilaku yang menirukan gaya hidup orang barat ditambah lagi aktivitas yang kurang dan overkpnsumsi makanan tinggi kalori. Gaya hidup juga mempengaruhi anak-anak di negara berkembang ini; dimana prevalensi overweight adalah 10 – 25% dari total penduduk yang obesitas, sedang prevalensi obesitas adalah 2 – 10% dari total obesitas. Negara Timur Tengah, Pulau Pasifik, Asia Tenggara dan China menghadapi kemungkinan terburuk. Hubungan antara obesitas dan kemiskinan menjadi kompleks : menjadi miskin di negara temiskin di dunia (di negara dengan pendapatan per kapita kurang dari 800 dolar setahun) dihubungkan dengan kejadian malnutrisi dan keadaan underweight, sedangkan di negara dengan pendapatan yang sedang (pendapatan per kapita per tahun kurang lebih 3000 dolar) dihubung-hubungkan dengan meningkatnya resiko obesitas. Beberapa negara berkembang menghadapi paradox dimana anak-anak banyak ditemukan underweight dan penduduk yang dewasa dengan keadaan overweight. Kombinasi ini dihubungkan dengan munculnya retardasi pertumbuhan intrauterin dan adanya bayi lahir dengan berat badan kurang yang rupanya menjadi faktor predisposisi munculnya obesitas selanjutnya dengan mekanisme karena adanya fenotipe yang didapat tersebut yang dibarengi dengan kenaikan berat badan saat anak-anak, yang nantinya menyebabkan resistensi insulin dan sindrom metabolik.

Orang yang obesitas kebutuhan financialnya akan meningkat : BMI yang lebih tinggi menunjukkan adanya kenaikan resiko munculnya penyakit sampai 16%. Di negara yang berkembang 2 – 7% perawatan medis disebabkan karena obesitas. Di Amerika Serikat kombinasi biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan dihubungkan dengan angka kejadian obesitas diperkirakan mencapai 123 milyar dolar pada tahun 2001.

Pada tahun 2004 di Pulau Pasifik penyakit yang tidak menular terutama disebabkan karena obesitas dan diabetes, diperkirakan pengeluaran untuk kesehatannya mencapai 1,95 juta dolar – hampir mencapai 60% dari total biaya kesehatan di negara Tonga.

Kenaikan prevalensi diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskuler dan beberapa kanker dihubungkan erat dengan kelebihan berat badan. Masalahnya penyakit ini tinggi prevalensinya di negara dengan pendapatan yang menengah dari Eropa Timur, Amerika Latin dan Asia dimana obesitas merupakan salah satu dari lima penyebab paling sering penyebab penyakit – peringkatnya tepat di bawah faktor karena underweight. Resiko tinggi karena diabetes dan penyakit kardiovaskuler dihubungkan dengan obesitas di penduduk Asia. Dilaporkan obesitas dapat menyebabkan sindrom metabolik dan gangguan toleransi glukosa.

Peningkatan prevalensi diabetes tipe 2 secara dekat dihubungkan dengan kenaikan obesitas. Kira-kira 90% penderita diabetes tipe 2 kelebihan berat badannya. Lebih jauh lagi, kira-kira 197 juta penduduk dunia menderita gangguan toleransi glukosa, kebanyakan disebabkan karena obesitas dan dihubungkan dengan sindrom metabolik. Angka ini diperkirakan meningkat sampai 420 juta pada tahun 2025.

Survey di 75 komunitas di 32 negara menunjukkan diabetes jarang ditemukan di negara berkembang yang masih menonjol gaya hidup tradisionalnya. Sebaliknya orang Arab, orang Asia India, China dan Amerika yang berubah gaya hidupnya menjadi seperti orang barat mempunyai prevalensi diabetes sekitar 14 – 20%.

Diabetes diperkirakan menjadi pandemik pada tahun 2030 ; angka penderita diabetes diperkirakan meningkat dari 171 juta di tahun 2000 menjadi 366 juta di tahun 2030. peningkatan ini menjadi perhatian di negara-negara berkembang dimana angka penderita diabetes diperkirakan meningkat dari 84 juta menjadi 228 juta. Menurut WHO, Asia Tenggara dan Pasifik Barat diperkirakan terjadi epidemik diabetes, dimana India dan China menghadapi tantangan yang terus meningkat. Di negara-negara ini insidensi dan prevalensi diabetes tipe 2 di anak juga meningkat pada angka yang mengkhawatirkan.

Komplikasi kardiovaskuler yang serius dari obesitas dan diabetes menghampiri negara berkembang yang masih dibingungkan dengan penyakit-penyakit menular. Resiko penyakit kardiovaskuler disadari terjadi pada pasien dengan obesitas, dan pada kelompok ini insidensi hipertensi meningkat 5x lipat dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Overweight dan obesitas di dunia meningkatkan resiko hipertensi di dunia : 1 milyar orang dengan hipertensi pada tahun 2000 dan 1,56 milyar orang diperkirakan pada tahun 2025.

Efek diabetes dengan munculnya penyakit kardiovaskuler juga lebih berat di kelompok negara-negara Barat sama saja dengan yang di negara berkembang dimana kenaikan rasio waist to hip menjadi prediktor utama penyakit iskemik jantung dan stroke. Resiko yang diperkirakan dari penyakit kardiovaskuler lebih tinggi pada penduduk di Asia Tenggara daripada di kelompok orang kulit putih di negara barat atau di penduduk Afrika ; perbedaan ini disebabkan dengan adanya perbedaan deteksi dini dari diabetes dan kontrol tekanan darah.

Pada tahun 2001 di negara berkembang 2,41 juta penduduknya meninggal pada usia muda, utamanya disebabkan karena penyakit kardiovaskuler oleh karena faktor resiko merokok sebelumnya. Epidemik yang menakutkan ini mengenai hubungan merokok dengan angka kematian dan dihubungkan dengan obesitas, diabetes dan hipertensi.

Obesitas, diabetes dan hipertensi juga mempengaruhi ginjal. Nefropati diabetes berkembang terjadi pada 1 dari 3 pasien dengan diabetes dan insidensi meningkat tajam di negara berkembang dengan Asia-Pasifik merupakan paling banyak. Menurut survey yang dipublikasikan tahun 2003, nefropati diabetes merupakan kasus yang mengarah pada kasus ginjal terminal di 9 dari 10 negara Asia dengan insidensi yang meningkat dari 1,2% di tahun 1998 menjadi 14,1% di tahun 2000. Di China, kasus ginjal terminal yang disebabkan karena diabetes mencapai 6,6 juta dari 30 juta pasien dengan diabetes.

Lebih jauh lagi, keterlibatan ginjal menjadi efek utama dari diabetes yang dihubungkan dengan komplikasi penyakit kardiovaskuler dan kematian. Studi WHO pada penyakit vaskuler pada diabetes menunjukkan proteinuria yang dihubungkan dengan meningkatnya resiko kematian oleh karena penyakit ginjal atau penyakit kardiovaskuler.

Perubahan gaya hidup yang menyebabkan berkurangnya berat badan menurunkan insidensi diabetes dan hipertensi. Pencegahan obesitas, diabetes dan hipertensi membutuhkan perubahan dasar sosial dan politik. Penyelenggara kesehatan sebaiknya berinisiatif dalam menyediakan bahan pangan yang mudah diperoleh, inisiatif pendidikan dan rencana komunitas dibutuhkan untuk mendukung dan memfasilitasi olahraga. Pada tahun 2003, World Health Assembly mengadopsi strategi global dalam diet, aktivitas fisik dan kesehatan dengan target modifikasi gaya hidup yang dapat melawan peningkatan penyakit yang tidak menular. WHO menyarankan adanya makanan pokok di sekolah dan hidup sehat di negara berkembang. Beberapa negara, meliputi Brazil, India, China mempunyai insiatif memonitor program yang menghubungkan obesitas dan nutrisi. Tantangan dalam menghadapi masalah dan bagaimana cara dalam mengatasi peningkatan obesitas, diabetes dan hipertensi masih akan terus diusahakan.

No comments:

Post a Comment